RESUME TEORI SISTEM, TEORI SIBERNETIKA DAN INFORMASI OLEH STEPHEN W.
LITTLE JOHN
1. TEORI SISTEM
Pengertian Sistem
·
Ada 4 hal untuk menjelaskan tentang sistem:
·
Pertama adalah objek, yakni bagian-bagian, elemen-elemen dan
variable dalam sebuah system. -
·
Kedua adalah system yang terdiri hubungan-hubungan, yakni
kualitas atau sifat dari system dan objeknya.
·
Ketiga adalah system yang mempunyai hubungan internal
diantara objek-objenya
·
Keempat adalah system yang berada didalam lingkungan, yakni
sebuah system yang kemudian sesuatu didalamnya mempengaruhi satu sama
lain dalam lingkungan dengan bentuk yang berbeda dari bentuk-bentuk yang lain.
Ø
System dibagi
menjadi dua yakni system tertutup dan system terbuka
1.
System tertutup tidak ada pertukaran dengan lingkungan.
Sedangkan system terbuka, menerima energy dari lingkungannya dan
mengikrimkannya kembali ke lingkungannya.
2.
Dalam system terbuka sebagai contoh keluarga dimana anggota
Dalam keluarga adalah objek-objek. Dan karakter mereka adalah attribute
(sifat), sistem keluarga dibentuk oleh intreaksi diantara anggota-anggotanya.
Keluarga juga berada dalam lingkungan sosial dan budaya. Keluarga dan
lingkungannya mempengaruhi satu sama lain. Pengertian ini yang dinamakan
sebagai unit.
Ø Kualitas-kualitas
sistem
1. Kesatuan dan saling ketergantungan
Sistem adalah
kesatuan yang unik, yakni terdiri dari bentuk-bentuk yang salng
berhubungan yang berbeda-beda dari sistem yang lain. Dalam konsep
interdependensi, satu variable kadang-kadang menyebabkan variabbel yang lain.
Variable A menyebabkan B dan menyebabkan C dan seterusnya dalam proses sirkular
dan kembali lagi ke variabel A.
2. Herarki
Sistem cenderung
untuk melekatkan satu dengan yang lain. Maksudnya suatu sistem dalah bagian
dari sistem yang lebih besar. Sistem yang lebih besar kemudian disebut
sebagai Suprasystem dan yang lebih kecil di sebut dengan subsistem. Contohnya
keluarga, dimana keluarga besar merupakan suprasistem, dimana dirinya merupakan
bagian dari sistem yang lebih besar dari masyarakat. Subsistem dari
keluarga besar adalah kelauarga inti, dan subsistem dari keluarga inti terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Gambaran ini menunjukkan adanya herarki diantara
sistem yang lebih kecil dalam sistem yang lebih besar .
3. Pengaturan diri dan control
Banyak sistem yang berfokus
pada tujuan dan mengatur perilakunya untuk mencapai suatu tujuan.
4. Pertukaran dengan lingkungan
Sistem terbuka
berinteraksi dengan lingkungan. Dalam kondisi ini mereka memasukan dan
mengeluarkan energy ke lingkungan.
5. Keseimbangan
Ini kadangkala mengacu pada
Homeostatis, ini adalah bentuk dari pemeliharaan diri. Sistem akan selalu
mencari titik keseimbangan dan selalu memperbaiki diri jika ada subssistem yang
mengganggu sistem lain yang akan mempengaruhi sistem yang lebih besar.
6. Kemampuan berubah dan beradaptasi.
Sistem harus bisa
beradaptasi karena berada dalam lingkungan yang berubah setiap saat. Sehingga
selain mempunyai keseimbangan, sistem juga harus mempunyai kemampuan untuk berubah.
7. Equifinality
Berarti usaha untuk
menyelesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan dari permulaan yang berbeda.
Dalam sistem adaptasi dapat mencapai tujuan dengan kondisi lingkungan yang
berbeda.
Kesimpulan:
Teori sistem menjelaskan secara sederhana bagaimana dasar
dari sebuah sistem dan aplikasinya dalam proses komunikasi. Hanya saja
contoh-contoh yang berhubungan langsung dengan kasus-kasus komunikasi kurang
banyak dimunculkan. Terutama bagaimana proses transmisi informasi dengan kasus-kasus
yang terjadi dan dibreakdown secara detail dengan menggunakan teori sistem.
Penjelasan tentang cybernetic juga tidak terlalu dalam, dalam prakteknya
peresume sulit mencarikan contoh yang ideal untuk menjelaskan berbagai kasus
dengan teori ini. Termasuk juga menjelaskan bagaimana apilkasinya dalam sebuah
riset dengan pendekatan teori-teori tersebut. Namun meski demikian, teori
sistem mampu menjelaskan secara umum dan luas (meski belum dalam) tentang
beberapa istilah dan kajian baru dalam dunia komunikasi
2. TEORI SIBERNETIKA (TEORI PENGGABUNGAN INFORMASI)
Teori sibernetika
menekankan hubungan timbal balik diantara semua bagian dari sebuah sistem. Kami
akan menyajikan dua genre teori sibernetika. Pertama, satu kelompok teori yang
umumnya berasal dari rubrik penggabungan informasi (information- integration).
Kedua, satu kelompok teori yang umumnya dikenal sebagai teori konsistensi (
consistency theories ). Karena dampak mereka yang sangat besar pada bidang
komunikasi selama bertahun – tahun.
Teori Penggabungan
Informasi ( information-integration) bagi pelaku komunikasi berpusat pada cara
kita mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi,
dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara
yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Pendekatan penggabungan
informasi adalah salah satu model paling populer yang menawarkan untuk
menjelaskan pembentukan informasi dan perubahan sikap. Informasi adalah salah
satu dari kekuatan tersebut dan berpotensi untuk memengaruhi sebuah sistem
kepercayaan atau sikap individu. Sebuah sikap dianggap sebagai sebuah akumulasi
dari informasi tentang sebuah objek, seseorang, situasi, atau pengalaman.
Dua variabel
nampaknya memiliki peranan penting dalam memengaruhi perubahan sikap. Pertama
adalah valance atau arahan. Valance mengacu pada apakah informasi mendukung
keyakinan Anda atau menyangkal mereka. Ketika informasi menyokong keyakinan
anda, maka informasi tersebut mempunyai valance “positif”. Ketika tidak
menyokong, maka valance “negatif”.
Variabel kedua yang
memengaruhi dampak dari informasi adalah bobot yang anda berikan terhadap
informasi. Bobot adalah sebuah kegunaan dari kredibilitas.
Perubahan sikap
terjadi karena informasi baru yang muncul dalam keyakinan adanya perubahan
dalam sikap atau karena informasi yang baru mengubah bobot atau valance pada
sebentuk informasi. Jadi, valance memengaruhi bagaimana informasi memengaruhi
sistem keyakinan anda dan bobot memengaruhi seberapa banyak pengaruh itu
bekerja.
Ø Teori Nilai Ekspektasi.
Salah satu dari
ahli teori penggabungan informasi yang sangat terkenal dan dihormati adalah
Martin Foshbein. Karya Fishbein menyoroti sifat kompleks dari perilaku yang
diketahui sebagai teori nilai ekspektasi (expectancy-value theory). Menurut
fishbein, ada dua macam keyakinan. Pertama yakin pada suatu hal. Ketika anda
meyakini sesuatu, anda akan berkata bahwa hal tersebut ada. Kedua, yakin
tentang adalah perasaan Anda pada kemungkinan bahwa hubungan tertentu ada
diantara da hal.
Ø Teori Tindakan yang beralasan.
Icek ajzen dan
Martin Fishbein memperluas cakupan dari toeri nilai ekspektasi dengan
menambahkan faktor intensi dalam rumus. Hal ini sebagai sebuah teori dari
tindakan yang beralasan. Secara spesifik, intensi dari perilaku tertentu ditentukan
oleh sikap anda terhadap perilaku dan kumpulan keyakinan tentang bagaimana
orang lain ingin anda berperilaku. Setiap faktor – sikap anda dan opini orang
lain – diberi bobot menurut kepentingannya. Terkadang, sikap anda adalah yang
paling penting, terkadang opini orang lain adalah yang terpenting, serta kadang
– kadang sikap anda dan orang lain lebih atau kurang setara dalam bobotnya.
Formula yang dikembangkan untuk menunjukkan proses ini sebagai berikut :
BI = intensi perilaku
= sikap terhadap perilaku
SN = norma subjektif ( apa pikiran orang lain )
= bobot sikap
= bobot norma subjektif
Formula tadi
memprediksikan intensi dari prilaku anda, tetapi tidak secara utuh mempekirakan
perilaku sebenarnya. Ini karena kita tidak berperilaku berdasarkan intensi
orang lain. Sebagai contoh, para perokok mungkin ingin berhenti merokok, tetapi
mereka tiak bisa melakukannya karena sudah ketergantunga.
Teori penggabungan
informasi berhubungan dengan sistem faktor. Apa yang anda fikirkan tentang isu
dan bagaimana anda berperilaku, dihasilkan dari sebuah interaksi kompleks
diantara variabel serta karya dari fishbein dan Ajzen yang membantu kita
melihat apakah hubungan mereka. Teori konsisten, topik pada bagian berikutnya,
menunjukkan bahwa semua faktor ini mencoba untuk menyeimbangankan atau
homeostasis, menambahkan lapisan lain dalam kompleksitas perilaku manusia.
Menurut McFadden
dalam Kadir (2003:29), Informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian
rupa sehingga meningkatkan pengetahuan bagi pemakai informasi tersebut
(Manajer). Sementara itu, Davis dalam Zakiyudin (2011:6) mendefinisikan
Informasi sebagai data yang telah diolah menadi suatu bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Dari dua pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi merupakan kumpulan data yang
diolah dan dapat dipergunakan dalam rangka pengambilan keputusan oleh pemakai informasi
(Manajer).
Suatu Informasi dapat dikatakan valid
apabila memiliki karakteristik, yakni sebagai berikut:
- Berhubungan
dengan kebenaran terhadap kenyataan
- Informasi
masih baru dan sedang hangat-hangatnya
- Dapat
memberi perubahan informasi yang telah ada sebelumnya
- Dapat
mengkoreksi kesalahan informasi yang telah ada sebelumnya
- Dapat
memberi penegasan atas informasi yang telah ada sebelumnya
Karakteristik tersebut akan dapat terpenuhi
apabila data yang ada digali dari sumber-sumber terpercaya dan tepat, serta
dengan standar mutu informasi yang tinggi dan objektif. Dari penggalian
sumber-sumber ini, maka dapat dikatakan suatu informasi berkualitas atau tidak.
Untuk dapat mengukur kualitas informasi dapat dipergunakan dimensi-dimensi
sebagai berikut:
- Akurasi,
Informasi yang diterima dapat dijadikan tolok ukur ketepatan dan
keberhasilan pengambilan keputusan.
- Relevan,
Informasi yang diterima haruslah sesuai dengan keadaan yang sedang
diteliti
- Ketepatan
waktu, Informasi yang diterima harus selalu up to date dan tidak
ketinggalan jaman
- Lengkap,
Informasi yang diterima haruslah menjadi gambaran lengkap suatu
permasalahan dan cara pemecahannya
Suatu informasi akan dapat dikatakan bernilai apabila
informasi tersebut memiliki manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
didalamnya. Suatu informasi akan semakin bernilai apabila pengorbanan untuk
mendapatkannya semakin tinggi dan mahal. Sebaliknya, informasi akan semakin
rendah kualitasnya apabila dalam mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan
dan diperoleh dari orang ketiga.
Ø Manajemen Informasi
Manajemen Informasi merupakan suatu aktivitas pengumpulan data-data
mentah yang akan diproses menjadi informasi yang berguna lalu digunakan secara
efektif dan membuangnya pada saat yang tepat. Jadi, kegiatan manajemen informasi
berhubungan dengan pengumpulan data-data mentah, menggunakan informasi secara
efektif, dan membuang informasi pada waktu yang tepat. Perhatian terhadap
manajemen informasi dapat terwujud dalam peningkatan kompleksitas kegiatan
bisnis, yakni diterapkannya telemarketing dan e-commerce dalam kegiatan bisnis
dan pemasaran. Selain itu, penerapan manajemen informasi terwujud dalam bidang
teknologi komunikasi, yakni dengan penerapan Local Area Network (LAN)
kearah Wide Area Network (WAN) dan penggunaan telepon Wireless
nirkabel.
Ø
Arsitektur Informasi
Arsitektur Informasi ialah suatu pemetaan atau rencana
kebutuhan-kebutuhan informasi didalam suatu organisasi. Menurut Zwass dalam
Zakiyudin (2011:10), arsitektur informasi merupakan desain sistem
komputer secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi
yang spesifik. Arsitektur informasi dapat dijadikan blueprint untuk menjadi
arahan bagi kegiatan operasional yang sedang berlangsung. Arsitektur informasi
dapat memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi, dan teknologi
pendukungnya.
Berdasarkan arsitektur teknologi yang digunakan, Arsitektur Informasi dapat
dibagi menjadi 3 macam, yakni:
- Arsitektur
Tersentralisasi (Centralized), merupakan suatu proses pelayanan
informasi yang dikelola secara terpusat dengan Mainframe sebagai
sentral kendalinya. Mainframe ini merupakan makrokomputer yang
digunakan untuk menangani data yang berukuran besar dengan ribuan terminal
untuk mengakses data dengan kecepatan yang sangat baik dan melibatkan
jutaan transaksi.
- Arsitektur
Desentralisasi (Decentralized), merupakan suatu proses pelayanan
informasi dikelola secara secara terdistribusi. Pola persebaran informasi
ini terdiri dari atas sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi
yang dihubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masing-masing
computer yang mampu melakukan pemrosesan serupa secara mandiri dan bias
saling berinteraksi dalam pertukaran data.
- Arsitektur
Client-Server, merupakan suatu proses pelayanan informasi yang
database utama dikelola oleh Server dan proses analisis lebih
lanjut dikelola oleh Client. Konektivitas antar komputer dari
berbagai produsen bisa saling berinteraksi satu sama lainnya. Model
komputasi yang berbasis client-server banyak dipakai pada sistem
informasi dengan menggunakan perangkat lunak dari berbagai macam vendor.
Secara teknis,
informasi adalah berkurangnya ketidak pastian. Bila anda memiliki dua catatan
dengan hal yang sama tercatat dikeduanya, anda mungkin mengatakan kalau ini ada
banyak informasi, namun secara teknis: saat anda membaca kalimat pertama,
membacanya lagi tidak akan memperoleh sesuatu yang baru, maka berarti tidak ada
‘informasi’. Artinya, informasi di ukur berdasarkan berapa banyak pemberitahuan
yang ia berikan.
Saat kita mengambil
penerapan teori informasi pada genetika dan mengembalikannya ke teori
informasi, kita mendapatkan hasil yang aneh dan menakjubkan: saat anda belajar
sesuatu, anda mendapat informasi. Sekarang, dalam teori tipe meme, anda
cenderung memikirkan pikiran sebagai organisme, karena itu bagus dan intuitif.
Namun, pikiran manusia mampu memuat jauh lebih banyak ketidakpastian daripada
satupun gen organisme tunggal.
Lebih aneh lagi saat kita memeprtimbangkan
informasi dalam genotype meningkat karena tekanan seleksi. Informasi dalam
pikiran meningkat karena belajar; maka, belajar menjadi ekuivalen- meme untuk
tekanan seleksi.
Teori informasi dapat dipakai untuk menguji
argument formal Pascal berikut:
- Seseorang
tidak tahu apakah tuhan ada atau tidak
- Tidak
percaya tuhan ada adalah buruk untuk roh abadi manusia bila Tuhan ternyata
ada.
- Percaya
adanya tuhan tidak memiliki konsekuensi bila Tuhan memang tidak ada.
- Maka
adalah lebih baik untuk percaya tuhan ada.
Salah satu
Pendekatan pada masalah ini adalah dengan melihat penyataan pertama sebagai
sebuah asumsi, dan pernyataan 2 sebagai konsekuensinya.
Satu masalah dengan pendekatan ini, adalah
ia menciptakan informasi dari ketiadaan informasi. Ini dipandang tidak sahd
alam teori informasi. Pernyataan 1 menunjukkan seseorang tidak memiliki
informasi mengenai tuhan – namun pernyataan 2 menunjukkan kalau ada informasi
menguntungkan yang dapat diperoleh dari tidak adanya informasi mutlak mengenai
tuhan. Ini melanggar entropi informasi – informasi telah diperoleh dari
ketiadaan informasi, tanpa “pengorbanan”.
Kreasionis sering
memakai teori informasi untuk menyerang evolusi. Dengan menganggap kalau
evolusi membahas mengenai asal-usul kehidupan secara acak, mereka menerapkan
teori informasi dalam anggapan yang salah ini. Bila keacakan adalah faktor
dominant dalam asal-usul kehidupan, maka adalah mudah untuk menghitung kalau
kemungkinan sebuah organisme terbentuk dari pengocokan molekuler acak adalah
sangat kecil. Tentu saja mereka mengambil ekstrim paling jauh dalam beragam teori
abiogenesis yang merentang dari keacakan mutlak hingga determinisme mutlak.
Untuk dapat menggugurkan abiogenesis, mereka mesti meruntuhkan pula abiogenesis
yang melibatkan determinisme yang signifikan, bukan hanya menunjukkan kalau
abiogenesis tipe keacakan mutlak hampir mustahi.